Minggu, 10 Desember 2017

"TEORI BELAJAR KOGNITIVISTIK"~ lengkap, mudah dipahami.

PENDAHULUAN



A. Latar belakang.
      Berbicara tentang belajar dan pembelajaran adalah berbicara tentang sesuatu yang tidak pernah berakhir sejak manusia ada dan berkembang di muka bumi sampai akhir zaman nanti. Belajar adalah suatu proses dan aktivitas yang selalu dilakukan dan dialami manusia sejak manusia dalam buaian sampai liang lahat. Dalam belajar, setiap orang pasti memiliki cara yang berbeda-beda. Ada yang menggunakan teori disiplin mental, behavioristik, kognitivistik, dan konstruktivistik.[1] Dari teori-teori tersebut, Penulis membahas tentang teori belajar kognitivistik.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian teori belajar kognitivistik?
2. Bagaimana karakteristik teori belajar kognitivistik?
3. Apa saja implikasi dari teori belajar kognitivistik?



PEMBAHASAN


1. Teori belajar kognitivistik.

Sehubungan dengan kelemahan teori behaviorisme yang telah dikemukakan sebelumnya, banyak para ahli dan pemikir pendidikan yang kurang puas terhadap ungkapan para behavioris bahwa belajar sekedar hubungan antara stimulus (apa saja yang diberikan guru kepada siswa) dan respon (reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru). Maka dari itu, muncul teori kognitivistik. 

Kognitif diartikan sebagai potensi intelektual yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Jadi, teori belajar kognitivistik lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar.

Dalam hal pemerolehan bahasa ibu (B1) Piaget mengatakan bahwa anak di samping meniru juga aktif dan kreatif dalam menguasai bahasa ibunya, kemampuan untuk menguasai bahasa itu didasari oleh adanya kognisi. Kognisi itu memiliki struktur dan fungsi. Fungsi itu bersifat genetif, dibawa sejak lahir, sedangkan struktur kognisi bisa berubah sesuai dengan kemampuan dan upaya individu.

Menurut Jean Piaget, semakin bertambahnya usia seseorang maka semakin kompleks susunan sel saraf[2] dan meningkat pula kemampuannya dalam aspek kognitif, termasuk juga dalam belajar bahasa. Kemudian, belajar akan lebih berhasil jika disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. [3] Tahap perkembangan kognitif menurut Jean Piaget :

a. Tahap Sensori Motor (0-2tahun)
Pada tahap ini, ciri pokok perkembangannya adalah anak mengalami dunianya melalui          gerak dan inderanya serta mempelajari permanensi obyek.

b.Tahap pra-operasional (2-7 tahun )
Pada tahap ini, anak-anak mulai merepresentasikan dunia dengan menggunakan kata-kata, bayangan, dan gambar, keputusan yang diambil hanya berdasarkan intuisi, bukan atas dasar analisis rasional (kesimpulan yang diambil merupakan kesimpulan dari sebagian kecil yang diketahuinya, dari suatu keseluruhan yang besar. Anak akan berpendapat bahwa pesawat terbang berukuran kecil karena itulah yang mereka lihat di langit ketika ada pesawat terbang yang lewat), aktivitas animisme dan aktivitas konservasi mulai berkembang.

c.Tahap operasional konkret (7-11 tahun )
Pada tahap ini anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret.[1] Seorang anak dapat membuat kesimpulan dari sesuatu pada situasi nyata.

d.Tahap operasional formal  (11 tahun keatas )
Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak yaitu berpikir mengenai ide, mereka sudah mampu memikirkan beberapa alternatif pemecahan masalah.
Menurut Piaget, proses belajar terdiri dari tiga tahapan, yaitu asimilasi, akomodasi dan equilibrasi.

  • Asimilasi, adalah proses penyatuan informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa. Contoh : seorang siswa yang mengetahui prinsip-prinsip penjumlahan, jika gurunya memperkenalkan prinsip perkalian, maka terjadilah proses pengintegrasian antara prinsip penjumlahan (yang sudah ada dipahami oleh anak) dengan prinsip perkalian (informasi baru yang akan dipahami anak).
  • Akomodasi, adalah proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi baru. Contohnya : siswa ditelah mengetahui prinsip perkalian dan gurunya memberikan sebuah soal perkalian.
  • Equilibrasi, adalah proses penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.

2. Karakteristik Belajar Kognitivistik
  • Lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar.
  • Tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang   berhubungan dengan tujuan belajarnya.
  • Belajar merupakan  aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
  • Dalam kegiatan pembelajaran keterlibatan siswa aktif amat dipentingkan.


                             
  3.      Implikasi belajar kognitivistik.
ü Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh sebab itu, guru dalam mengajar harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berpikir anak.
ü Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak supaya dapat berinteraksi dengan lingkungan.
ü Memberi peluang agar anak belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
ü Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk salimg berbicara dan diskusi dengan teman-temannya. [5]

            Langkah-langkah pembelajaran menurut Jean Piaget :
  •        Menentukan tujuan pembelajaran.
  •        Memilih materi pelajaran.
  •    Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara aktif, menentukan kegiatan belajar yang sesuai untuk topik-topik tersebut. Misalnya penelitian,     memecahkan masalah, diskusi, simulasi.
  •     Mengembangkan metode pembelajaran untuk merangsang kreativitas dan cara     berpikir      siswa.
  •         Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.




FOOTNOTE
[1] Suyono dan Hariyanto,  BELAJAR dan PEMBELAJARAN, (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA,  2011), hlm.1.
[2] Al Rasyidin dan Wahyudin Nur Nasution, Teori Belajar dan pembelajaran, (Medan :Perdana  Publishing, 2011), hlm.33.
[3] Suyono dan Hariyanto,  BELAJAR..., (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA,   2011), hlm.83.
[4] Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta : Rinika Cipta, 2004), hlm.38-39.
[5] Suyono dan Hariyanto,  BELAJAR..., (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA,   2011), hlm.87.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tips Jitu Belajar Bahasa Arab yang Menyenangkan Dalam rangka pembekalan Musyrif/ah dan pengurus Mabna periode 2018/2019, Ma’had Ja...