PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Manusia adalah makhluk sosial yang
memiliki kebutuhan untuk bersosialisasi dan komunikasi dengan lingkungan
sekitar. Dalam berkomunikasi, bahasa sebagai media penyampai pesan untuk
menyampaikan dan mengekspresikan gagasan yang ingin disampaikan. Maka dari itu,
harus memahami dan memperhatikan struktur atau kajian yang terkandung di bahasa
yang digunakan.
Morfologi
dalam kajian linguistik umum adalah ilmu yang mengkaji tentang struktur
gramatikal kata. Morfologi sangat penting untuk
menyusun kalimat-kalimat untuk berkomunikasi sehari-hari karena mengkaji
tentang tata kata atau tata bentuk kalimat.
Morfologi juga disebut sebagai studi gramatikal karena termasuk dalam
kajian gramatikal/tata bahasa.
B. Rumusan Masalah.
1. Apa pengertian
morfologi?
2. Bagaimana
cara membedakan morfem, morf, alomorf, dan kata?
3. Apa saja
macam-macam morfem?
4. Apa
pengertian kata dan klasifikasinya?
5. Apa
pengertian pembentukan kata?
6. Apa
pengertian proses morfemis?
7. Apa
pengertian dari morfofonemik dan morfosintaksis?
PEMBAHASAN
1. Pengertian Morfologi.
Pengertian
secara arti kata, morfologi berasal dari kata bahasa Yunani yaitu kata morf
yang artinya bentuk dan logos yang artinya ilmu. Jadi, secara umum morfologi
adalah ilmu yang mengkaji bentuk dan perubahan bentuk.
Dalam
kajian linguistik, morfologi adalah kajian yang membahas seluk beluk bentuk
kata yang melingkupi pembentukan kata, perubahan kata dan dampak dari perubahan
tersebut terhadap makna dan kelas kata.
Sebelumnya,
istilah morfologi lebih dikenal dengan sebutan morphemic, yaitu studi tentang
morfem. Namun, seiring dengan perkembangan dan dinamika bahasa, istilah yang
kemudian populer adalah morfologi.[1]
2. Perbedaaan Morfem, Morf, Alomorf, dan Kata.
Morfem
adalah satuan bahasa terkecil yang mengandung makna.[2]
Morf adalah nama untuk sebuah bentuk yang belum diketahui
statusnya (misal: {i} pada kenai);
Alomorf adalah varian morfem. Variasi bentuk itu terjadi
karena terjadinya proses fonologis (
perubahan bunyi). Alomorf muncul ketika terjadi tautan antara afiks dengan morfem bebas atau morfem
setengah bebas, atau biasa
dikatakan bahwa anggota satu morfem yang wujudnya berbeda, tetapi yang
mempunyai fungsi dan makna yang sama dinamakan alomorf. Dengan kata lain
alomorf adalah perwujudan konkret (di dalam penuturan) dari sebuah morfem. Jadi
setiap morfem tentu mempunyai alomorf, entah satu, dua, atau enam buah.
Contoh :
ber + ajar = belajar (bel)
ber + kerja = bekerja (be)
me + bawa = membawa (mem)
me + dapat = mendapat (men)
ter + anjur = telanjur (tel )
per + kerja = pekerja (pe)
Jadi,
Alomorf ber adalah : be dan bel
Alomorf me adalah : mem, meng, meny dan men
Alomorf ter adalah : te dan tel
Alomorf per adalah : pe dan pel
Perubahan
bentuk ber- menjadi be- dan bel- disebabkan oleh lingkungan yang dimasukinya.
Bila ber- memasuki suatu lingkungan kata yang mengandung fonem /r/ dalam suku
kata pertama, maka fonem /r/ dalam morfem ber- itu ditanggalkan. Dalam suatu
kesempatan unsur /r/ itu berubah menjadi /l/.[3]
3. Macam-Macam Morfem.
Morfem
ditinjau dari segi bentuknya ada dua macam, yaitu morfem bebas dan morfem
terikat.
Ø Morfem bebas adalah morfem yang dapat
berdiri sendiri. Contoh : jual, beli, duduk, tidur, dan lain-lain.[4]
Ø Morfem terikat adalah morfem yang tidak
dapat berdiri sendiri. Makna morfem
terikat baru jelas setelah morfem itu dihubungkan dengan morfem yang lain. Contoh : semua imbuhan (awalan,
sisipan, akhiran, serta kombinasi awalan
dan akhiran).[5]
![](file:///C:/Users/LENOVO/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.png)
Morfem
terikat : mem-.
![](file:///C:/Users/LENOVO/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.png)
Morfem
terikat : em-.
![](file:///C:/Users/LENOVO/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.png)
Morfem
terikat : -kan.
![](file:///C:/Users/LENOVO/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.png)
Morfem
terikat : ke-...- an.
4. Pengertian Kata dan Klasifikasi Kata.
Kata adalah satuan gramatikal bebas
yang terkecil. Kata dapat berwujud dasar yaitu terdiri atas satu morfem dan ada
kata yang berafiks. Kata diklasifikasikan menjadi yaitu verba, adjektiva,
averbia, nomina, kata ganti, kata bilangan, konjungsi ,dan kata tugas.
5. Pembentukan Kata.
Sebuah kata terbentuk melalui sebuah proses pembentukan kata atau proses morfologis. Proses morfologis merupakan proses pengubahan sebuah bentuk satuan gramatikal menjadi sebuah
kata yang baru
atau dalam linguistik disebut kata jadian. Ada empat
komponen yang
terlibat dalam proses
morfologis: Masukan, proses, keluaran, dan dampak atau akibat.
- Masukan adalah bahan-bahan pembentukan kata jadian.
- Proses merupakan cara pembentukan kata baru tersebut.
- Keluaran merupakan hasil pembentukan kata baru berupa kata jadian.
- Dampak berkaitan dengan penggunaan kata jadian tersebut dalam satuan kebahasaaan yanglebih besar seperti frasa, klausa dan kalimat
Proses morfologis :
(1)
Pengimbuhan, yaitu proses melekatkan imbuhan pada bentuk
dasar sehingga melahirkan kata jadian berupa kata berimbuhan. Misalnya:
ter- + cantik → tercantik.
(2)
Pengulangan, yaitu proses mengulang sebagian atau seluruh bentuk dasar menjadi kata ulang. Misalnya : bapak → bapak-bapak.
(3)
Pemajemukan, yaitu proses memadukan dua
bentuk dasar atau lebih menjadi
satu kata jadian
bernama kata majemuk. Misalnya: rumah + sakit → rumah sakit.
(4)
Pemendekan, yaitu proses membentuk kata jadian dengan menanggalkan sebagian dari bentuk dasar.
Misalnya : Dewan Perwakilan Rakyat → DPR
Tidak → tak
6. Proses morfemis
Proses morfemis adalah proses
pembentukan kata dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain.
Salah satu wujud proses morfemis adalah penggabungan morfem dasar dengan morfem
afiks.
Umpamanya dalam bahasa Indonesia,
penggabungan morfem dasar dengan berbagai afiks akan menghasilkan kata-kata :
mengajar, belajar, pelajar, pelajaran, pengajar, mengajarkan, mengajari,
mempelajari, diajar.[6]
7. Morfofonemik dan Morfosintaksis.
Morfofonemik adalah cabang linguistik
yang mempelajari perubahan bunyi (fonem) yang diakibatkan oleh pertemuan atau
hubungan morfem dengan morfem lainnya.
Ramlan
membagi proses morfofonemik menjadi tiga macam yaitu:
1. Proses perubahan fonem.
Proses perubahan fonem, misalnya terjadi
sebagai akibat pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasarnya. Perubahan-perubahan
tersebut tergantung pada kondisi bentuk dasar yang mengikutinya. Kaidah-kaidah
perubahannya dapat berikhtisar sebagai berikut:
a. Fonem /N/ pada morfem meN- dan peN-
berubah menjadi /m/ apabila bentuk dasar
yang mengikutinya berawal dengan fonem /p, /b, f/.
Misalnya: meN- + paksa : memaksa.
peN- + periksa :
memeriksa.
meN- + batik : membatik.
peN- + buru :
pemburu.
meN- + fitnah : memfitnah.
peN- + fitnah :
pemfitnah.
b. Fonem /N/ pada meN- dan peN- berubah
menjadi fonem /n/ apabila bentuk
dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /t, d, s/. fonem /s/ di sini hanya khusus bagi beberapa bentuk dasar yang berasal dari bahasa asing yang masih
mempertahankan keasingannya.
Misalnya: meN- + tulis : menulis
meN- + duga :
menduga
maN- + sukseskan : mensukseskan
peN- + tulis :
penulis[7]
peN- + datang :
pendatang
peN-
+ support : pensupport
c. Fonem /N/ pada morfem meN- dan peN-
berubah menjadi // apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem
/s/ dalam penulisannya tidak dihadirkan, tetapi hanya hadir apabila diucapkan.
Misalnya: maN- + sapu : menyapu
peN- +
cukur : pencukur
d.
Fonem /N/ pada meN- dan peN- berubah menjadi /y/ apabila bentuk dasar yang
mengikutinya berawal dengan fonem /k, g, x, h, dan vocal/.
Misalnya: meN- + kacau : mengacau.
meN-
+ gertak : menggertak.
meN-
+ hisap : menhisap.
peN-
+ urus : pengurus.
2. Proses penambahan fonem.
Proses penambahan fonem terjadi akibat
pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasarnya yang terdiri dari satu
suku.
Misalnya: meN- + bom :
mengebom.
meN- + las :
mengelas.
meN- + bur :
mengebur.
peN- + bom :
pengebom.
peN- + las : pengelas.
3. Proses hilangnya fonem
Proses
hilangnya fonem /N/ pada meN- dan peN- terjadi sebagai akibat pertemuan morfem
meN- dan peN- dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /l, r, y, w, dan
nasal/.
Misalnya: meN- +
lerai : melerai.
meN- + ramalkan : meramalkan.
meN- + yakinkan : meyakinkan.
meN- + wakili :
mewakili.
meN- + nyanyi :
menyanyi.
peN- + lerai :
pelerai.
peN- + ramal :
peramal.
peN- + warna :
pewarna.
peN- + nyanyi :
penyanyi.
Fonem /r/ pada morfem ber-,
per-, dan ter- hilang sebagai akibat pertemuan morfem-morfem itu berawal dengan
fonem /r/ dan bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /r/.
Misalnya: ber- + kerja :
bekerja.
ber- + serta :
beserta.
ter- + rasa :
terasa.
Fonem-fonem /p, t, s, k/ pada
awal morfem hilang sebagai akibat pertemuan morfem men- dan pen- dengan bentuk
dasar yang berawal dengan fonem-fonem itu.
Misalnya: meN- + paksa : memaksa.
meN- + tulis : menulis.
meN- + sapu : menyapu.
meN- + karang : mengarang.
peN- + paksa : pemaksa.
peN- + tulis : penulis.
Morfosintaksis
adalah gabungan dari morfologi dan sintaksis. Adapun morfologi adalah cabang
tata bahasa yang menelaah struktur atau bentuk kata, yang utamanya melalui
penggunaan morfem. Adapun sintaksis adalah cabang tata bahasa yang menelaah
kaidah - kaidah yang mengatur cara kata – kata dikombinasikan untuk membentuk
kalimat dalam suatu bahasa.
Sebagai
contoh misalnya kalimat ia akan mengadakan perjalanan jauh. Kata ia terdiri
dari satu morfem, kata akan terdiri dari satu morfem, kata mengadakan terdiri
dari tiga morfem. Jadi, kalimat tersebut termasuk dalam morfologi. Kemudian
dalam sintaksis, kata ia sebagai subyek dengan frase akan mengadakan sebagai predikat, serta perjalanan
jauh sebagai objeknya. Maka, termasuk dalam bidang sintaksis.[8]
FOOTNOTE
[1] YENDRA, Mengenal
Ilmu Bahasa (Linguistik), (Yogyakarta : Deepublish, 2016), hlm.96.
[2] Zaenal Arifin dan
Junaiyah, MORFOLOGI : Bentuk, Makna, dan Fungsi, (Jakarta : Grasindo,
2009), hlm.2.
[3] Makalah Morfologi
Tentang Morfologi serta objek-objeknya dan Hubungan Morfologi Dan Ilmu Lainya,
diakses dari http://kumpulanmakalah0.blogspot.co.id/2015/10/makalah-morfologi-morfologi-serta-objek.html,
pada tanggal 22 Maret 2017 pukul 08.48
[4] Zaenal Arifin dan
Junaiyah, MORFOLOGI..., (Jakarta : Grasindo, 2009), hlm.2.
[5] Khansaa Kifaayah, Morfologi,
diakses dari http://khansaakifaaya.blogspot.co.id/2014/04/identifikasi-morfem-jenis-jenis-morfem_9.html,
pada tanggal 22 Maret 2017 pukul 07.08.
[6] Hasan Alwi dan Dendy
Sugono (editor), Telaah Bahasa dan
Sastra, (Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia, 2002), hlm.23.
[7] Salmiani Nur, PROSES
MORFOFONEMIK, diakses dari http://waodesalmianinur.blogspot.co.id/2013/10/proses-morfofonemik.html,
pada tanggal 24 Maret 2017 pukul 15.47.
[8] Havid Mustofa, MORFOSINTAKSIS,
diakses dari http://havidmustofa.blogspot.co.id/2015/12/morfosintaksis-makalah-diajukan.html,
pada 24 Maret 2017 pukul 15.34.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar