Minggu, 10 Desember 2017

MORFOLOGI BAHASA~ lengkap,dan mudah untuk dipahami.

PENDAHULUAN


  A. Latar Belakang.
            Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk bersosialisasi dan komunikasi  dengan lingkungan sekitar. Dalam berkomunikasi, bahasa sebagai media penyampai pesan untuk menyampaikan dan mengekspresikan gagasan yang ingin disampaikan. Maka dari itu, harus memahami dan memperhatikan struktur atau kajian yang terkandung di bahasa yang digunakan.
            Morfologi dalam kajian linguistik umum adalah ilmu yang mengkaji tentang struktur gramatikal kata. Morfologi sangat penting untuk  menyusun kalimat-kalimat untuk berkomunikasi sehari-hari karena mengkaji tentang tata kata atau tata bentuk kalimat.  Morfologi juga disebut sebagai studi gramatikal karena termasuk dalam kajian gramatikal/tata bahasa.

  B. Rumusan Masalah.
      1.      Apa pengertian morfologi?
      2.      Bagaimana cara membedakan morfem, morf, alomorf, dan kata?
      3.      Apa saja macam-macam morfem?
      4.      Apa pengertian kata dan klasifikasinya?
      5.      Apa pengertian pembentukan kata?
      6.      Apa pengertian proses morfemis?
        7.      Apa pengertian dari morfofonemik dan morfosintaksis?
       
    
     
         PEMBAHASAN

  1.  Pengertian Morfologi.
            Pengertian secara arti kata, morfologi berasal dari kata bahasa Yunani yaitu kata morf yang artinya bentuk dan logos yang artinya ilmu. Jadi, secara umum morfologi adalah ilmu yang mengkaji bentuk dan perubahan bentuk.
            Dalam kajian linguistik, morfologi adalah kajian yang membahas seluk beluk bentuk kata yang melingkupi pembentukan kata, perubahan kata dan dampak dari perubahan tersebut terhadap makna dan kelas kata.
            Sebelumnya, istilah morfologi lebih dikenal dengan sebutan morphemic, yaitu studi tentang morfem. Namun, seiring dengan perkembangan dan dinamika bahasa, istilah yang kemudian populer adalah morfologi.[1]


  2. Perbedaaan Morfem, Morf, Alomorf, dan Kata.
            Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang mengandung makna.[2]
Morf adalah nama untuk sebuah bentuk yang belum diketahui statusnya (misal: {i} pada kenai);
Alomorf adalah  varian morfem. Variasi bentuk itu terjadi karena  terjadinya proses fonologis ( perubahan  bunyi). Alomorf muncul ketika  terjadi tautan  antara afiks dengan morfem bebas atau morfem setengah bebas, atau biasa dikatakan bahwa anggota satu morfem yang wujudnya berbeda, tetapi yang mempunyai fungsi dan makna yang sama dinamakan alomorf. Dengan kata lain alomorf adalah perwujudan konkret (di dalam penuturan) dari sebuah morfem. Jadi setiap morfem tentu mempunyai alomorf, entah satu, dua, atau enam buah.

Contoh :
ber + ajar               = belajar           (bel)
ber + kerja             = bekerja          (be)
me + bawa             = membawa     (mem)
me + dapat            = mendapat      (men)
ter + anjur              = telanjur         (tel )
per + kerja             = pekerja         (pe)
Jadi,
Alomorf ber adalah           : be dan bel
Alomorf me adalah           : mem, meng, meny dan men
Alomorf ter adalah            : te dan tel
Alomorf per adalah           : pe dan pel
            Perubahan bentuk ber- menjadi be- dan bel- disebabkan oleh lingkungan yang dimasukinya. Bila ber- memasuki suatu lingkungan kata yang mengandung fonem /r/ dalam suku kata pertama, maka fonem /r/ dalam morfem ber- itu ditanggalkan. Dalam suatu kesempatan unsur /r/ itu berubah menjadi /l/.[3]

  3.  Macam-Macam Morfem.
              Morfem ditinjau dari segi bentuknya ada dua macam, yaitu morfem bebas dan morfem terikat.
Ø Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri. Contoh : jual, beli, duduk, tidur, dan lain-lain.[4]
Ø Morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri. Makna  morfem terikat baru jelas setelah morfem itu dihubungkan dengan morfem yang lain. Contoh : semua imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta  kombinasi awalan dan akhiran).[5]
Misalnya : Membantu           Morfem bebas  : bantu.
                                             Morfem terikat : mem-.
                   Gemuruh           Morfem bebas : guruh.
                                             Morfem terikat : em-.
                   Ambilkan          Morfem bebas : ambil.
                                             Morfem terikat : -kan.
                   Kematian          Morfem bebas : mati.
                                             Morfem terikat : ke-...- an.

  4. Pengertian Kata dan Klasifikasi Kata.
         Kata adalah satuan gramatikal bebas yang terkecil. Kata dapat berwujud dasar yaitu terdiri atas satu morfem dan ada kata yang berafiks. Kata diklasifikasikan menjadi yaitu verba, adjektiva, averbia, nomina, kata ganti, kata bilangan, konjungsi ,dan kata tugas.

  5. Pembentukan Kata.
         Sebuah kata terbentuk melalui sebuah proses pembentukan kata atau proses morfologis. Proses morfologis merupakan proses pengubahan sebuah bentuk satuan gramatikal menjadi sebuah kata yang baru atau dalam linguistik disebut kata jadian. Ada empat komponen yang terlibat dalam proses morfologis: Masukan, proses, keluaran, dan dampak atau akibat.  
  • Masukan adalah bahan-bahan pembentukan kata jadian
  • Proses merupakan cara pembentukan kata baru tersebut
  • Keluaran merupakan hasil pembentukan kata baru berupa kata jadian.
  • Dampak berkaitan dengan penggunaan kata jadian tersebut dalam satuan kebahasaaan yanglebih besar seperti frasa, klausa dan kalimat

            Proses morfologis :
(1)   Pengimbuhan, yaitu proses melekatkan imbuhan pada bentuk dasar sehingga melahirkan kata jadian berupa kata berimbuhan. Misalnya:
            ter- + cantik → tercantik.
(2)    Pengulangan, yaitu proses mengulang sebagian atau seluruh bentuk dasar menjadi kata ulang. Misalnya : bapak → bapak-bapak.
(3)   Pemajemukan, yaitu proses memadukan dua bentuk dasar  atau lebih menjadi satu kata jadian bernama kata majemuk. Misalnya: rumah + sakit → rumah sakit.
(4)   Pemendekan, yaitu proses membentuk kata jadian dengan menanggalkan sebagian dari bentuk dasar.
Misalnya : Dewan Perwakilan Rakyat → DPR
                  Tidak → tak

  6.  Proses morfemis
            Proses morfemis adalah proses pembentukan kata dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain. Salah satu wujud proses morfemis adalah penggabungan morfem dasar dengan morfem afiks.
             Umpamanya dalam bahasa Indonesia, penggabungan morfem dasar dengan berbagai afiks akan menghasilkan kata-kata : mengajar, belajar, pelajar, pelajaran, pengajar, mengajarkan, mengajari, mempelajari, diajar.[6]

  7. Morfofonemik dan Morfosintaksis.
                  Morfofonemik adalah cabang linguistik yang mempelajari perubahan bunyi (fonem) yang diakibatkan oleh pertemuan atau hubungan morfem dengan morfem lainnya.
          Ramlan membagi proses morfofonemik menjadi tiga macam yaitu:
1. Proses perubahan fonem.
        Proses perubahan fonem, misalnya terjadi sebagai akibat pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasarnya. Perubahan-perubahan tersebut tergantung pada kondisi bentuk dasar yang mengikutinya. Kaidah-kaidah perubahannya dapat berikhtisar sebagai berikut:
a. Fonem /N/ pada morfem meN- dan peN- berubah menjadi /m/  apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /p, /b, f/.
          Misalnya:    meN- + paksa         : memaksa.
                              peN- + periksa       : memeriksa.
                              meN- + batik         : membatik.
                              peN- + buru           : pemburu.
                              meN- + fitnah        : memfitnah.
                              peN- + fitnah         : pemfitnah.
b. Fonem /N/ pada meN- dan peN- berubah menjadi fonem /n/ apabila             bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /t, d, s/.       fonem /s/ di sini hanya khusus bagi beberapa bentuk dasar yang   berasal dari bahasa asing yang masih mempertahankan           keasingannya.
          Misalnya:    meN- + tulis           : menulis
                              meN- + duga         : menduga
                              maN- + sukseskan : mensukseskan
                              peN- + tulis           : penulis[7]
                              peN- + datang       : pendatang
                              peN- + support      : pensupport

c. Fonem /N/ pada morfem meN- dan peN- berubah menjadi // apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /s/ dalam penulisannya tidak dihadirkan, tetapi hanya hadir apabila diucapkan.
         Misalnya:    maN- + sapu           : menyapu
                             peN- +  cukur         : pencukur

     d. Fonem /N/ pada meN- dan peN- berubah menjadi /y/ apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /k, g, x, h, dan vocal/.
         Misalnya:    meN- + kacau         : mengacau.
                             meN- + gertak        : menggertak.
                             meN- + hisap          : menhisap.
                             peN- + urus            : pengurus.

2. Proses penambahan fonem.
        Proses penambahan fonem terjadi akibat pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasarnya yang terdiri dari satu suku.
          Misalnya:   meN- + bom : mengebom.
                             meN- + las   : mengelas.
                             meN- + bur  : mengebur.
                             peN- + bom : pengebom.
                             peN- + las    : pengelas.

3. Proses hilangnya fonem
       Proses hilangnya fonem /N/ pada meN- dan peN- terjadi sebagai akibat pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /l, r, y, w, dan nasal/.
Misalnya:    meN- + lerai                : melerai.
                         meN- + ramalkan       : meramalkan.
                         meN- + yakinkan        : meyakinkan.
                         meN- + wakili            : mewakili.
                         meN- + nyanyi            : menyanyi.
                         peN- + lerai                : pelerai.
                         peN- + ramal              : peramal.
                         peN- + warna             : pewarna.
                         peN- + nyanyi             : penyanyi.

            Fonem /r/ pada morfem ber-, per-, dan ter- hilang sebagai akibat pertemuan morfem-morfem itu berawal dengan fonem /r/ dan bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /r/.
     Misalnya:    ber- + kerja       : bekerja.
                         ber- + serta      : beserta.
                         ter- + rasa        : terasa.

       Fonem-fonem /p, t, s, k/ pada awal morfem hilang sebagai akibat pertemuan morfem men- dan pen- dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem-fonem itu.
     Misalnya:    meN- + paksa   : memaksa.
                        meN- + tulis     : menulis.
                        meN- + sapu     : menyapu.
                        meN- + karang : mengarang.
                        peN- + paksa    : pemaksa.
                        peN- + tulis      : penulis.
            Morfosintaksis adalah gabungan dari morfologi dan sintaksis. Adapun morfologi adalah cabang tata bahasa yang menelaah struktur atau bentuk kata, yang utamanya melalui penggunaan morfem. Adapun sintaksis adalah cabang tata bahasa yang menelaah kaidah - kaidah yang mengatur cara kata – kata dikombinasikan untuk membentuk kalimat dalam suatu bahasa.
            Sebagai contoh misalnya kalimat ia akan mengadakan perjalanan jauh. Kata ia terdiri dari satu morfem, kata akan terdiri dari satu morfem, kata mengadakan terdiri dari tiga morfem. Jadi, kalimat tersebut termasuk dalam morfologi. Kemudian dalam sintaksis, kata ia sebagai subyek dengan frase  akan mengadakan sebagai predikat, serta perjalanan jauh sebagai objeknya. Maka, termasuk dalam bidang sintaksis.[8]



 FOOTNOTE
[1] YENDRA, Mengenal Ilmu Bahasa (Linguistik), (Yogyakarta : Deepublish, 2016), hlm.96.
[2] Zaenal Arifin dan Junaiyah, MORFOLOGI : Bentuk, Makna, dan Fungsi, (Jakarta : Grasindo, 2009), hlm.2.
[3] Makalah Morfologi Tentang Morfologi serta objek-objeknya dan Hubungan Morfologi Dan Ilmu Lainya, diakses dari http://kumpulanmakalah0.blogspot.co.id/2015/10/makalah-morfologi-morfologi-serta-objek.html, pada tanggal 22 Maret 2017 pukul 08.48
[4] Zaenal Arifin dan Junaiyah, MORFOLOGI..., (Jakarta : Grasindo, 2009), hlm.2.
[5] Khansaa Kifaayah, Morfologi, diakses dari http://khansaakifaaya.blogspot.co.id/2014/04/identifikasi-morfem-jenis-jenis-morfem_9.html, pada tanggal 22 Maret 2017 pukul 07.08.
[6] Hasan Alwi dan Dendy Sugono (editor), Telaah Bahasa  dan Sastra,  (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2002), hlm.23.
[7] Salmiani Nur, PROSES MORFOFONEMIK, diakses dari http://waodesalmianinur.blogspot.co.id/2013/10/proses-morfofonemik.html, pada tanggal 24 Maret 2017 pukul 15.47.
[8] Havid Mustofa, MORFOSINTAKSIS, diakses dari http://havidmustofa.blogspot.co.id/2015/12/morfosintaksis-makalah-diajukan.html, pada 24 Maret 2017 pukul 15.34.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tips Jitu Belajar Bahasa Arab yang Menyenangkan Dalam rangka pembekalan Musyrif/ah dan pengurus Mabna periode 2018/2019, Ma’had Ja...