Assalamu’alaikum
man-teman.... J
Keep fighting! Okee..?
Nah, pada kesempatan
kali ini, saya ingin berbagi ilmu tentang “Analisis Buku Ajar Pendidikan
Agama Islam terhadap Psikologi
Perkembangan Kelas 1 Semester 1 Sekolah Dasar Islam Terpadu Tlogowungu Tahun
2017”.
Selamat membaca dan semoga
bermanfaat.. J
______________________________________________
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Pendidikan Agama Islam adalah upaya
sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik mengenal, memahami,
menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan
ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al Qur’an dan Hadits.
Menurut Ditbinpaisun pendidikan agama islam adalah suatu usaha bimbingan dan
asuhan terhadap peserta didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang terkandung dalam
islam secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta tujuan yang pada
akhirnya mengamalkannya. Kegiatannya dilakukan melalui keteladanan, bimbingan,
pengajaran, latihan, pembinaan dan pembiasaan, serta penggunaan pengalaman. Tidak
hanya secara lisan, namun dibuktikan dalam bentuk buku ajar yang mana orang tua
dapat ikut serta membimbing anak ketika belajar di rumah. Buku ajar tersebut
memiliki kurikulum yang terdiri dari standar kompetensi dan kompetensi dasar. Selain
itu, psikologi perkembangan anak juga berpengaruh dalam hal belajar.
Kemudian, Penulis mencoba menganalisis
apakah kurikulum tersebut sesuai dengan psikologi perkembangan anak atau tidak.
Selanjutnya, Penulis juga mencantumkan teori belajar apakah yang sesuai dengan
peserta didik SDIT kelas 1, kekurangan-kekurangan apakah yang ada dalam buku ajar
tersebut sehingga di tahun yang akan datang dapat memilihkan buku yang menarik
untuk peserta didik. Dengan begitu, seorang guru dapat dengan mudah
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan tentunya peserta didik lebih enjoy
dan merasa senang ketika belajar.
B.
Rumusan
masalah
1.
Apakah tujuan disusunnya Buku Ajar
Pendidikan Agama Islam?
2.
Kurikulum apakah yang digunakan
SDIT Tlogowungu kelas 1 dan bagaimana
bunyi dari standar kompetensi dan kompetensi dasar?
3.
Apakah kurikulum tersebut sesuai
dengan psikologi perkembangan anak?
4.
Metode belajar yang seperti apakah
yang sesuai dengan peserta didik?
5.
Adakah kekurangan-kekurangan di
dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam?
PEMBAHASAN
1.
Tujuan
disusunnya Buku Ajar Pendidikan Agama Islam.
Pada lampiran kata pengantar,
penyusun Buku Ajar Pendidikan Agama Islam untuk kelas 1 SDIT menyebutkan bahwa
tujuan disusunnya buku tersebut adalah
Ø Sebagai
pendamping buku materi yang dilengkapi BTA (Baca Tulis Al-Quran) untuk Sekolah
Dasar.
Ø Membantu siswa
lebih mengenal ajaran agama islam.
Ø Membantu siswa
agar lebih mudah membaca dan mengenal huruf-huruf Al-Qur’an.
Buku
tersebut disusun oleh Sukbi Ishak, S.Pd.I, Badrudin, S.Pd.I, Sandeli, S.Pd.I,
Sri Sulistyaningsih, S.Pd.I, Muhammad, S.Pd.I.
2.
Kurikulum.
Kurikulum yang disesuaikan adalah
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) . Dalam buku tersebut terdapat 5 bab
yang terdiri dari surah al-fatihah, rukun iman, perilaku terpuji, tata cara
bersuci, dan rukun islam.
NO
|
Standar
Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
Nilai
Karakter Bangsa
|
1
|
Menghafal
Al-Quran surah pendek pilihan.
|
1.1.Melafalkan surah al-fatihah dengan lancar.
1.2.Menghafal surah al-fatihah dengan
lancar.
|
Dapat
dipercaya, rasa hormat dan perhatian, tekun, tanggung jawab, berani,
ketulusan, integritas, peduli, dan jujur.
|
2
|
Mengenal
rukun iman.
|
1.3.Menunjukkan ciptaan Allah SWT melalui ciptaan-Nya.
1.4.
Menyebutkan enam rukun iman.
1.5.
Menghafal enam rukun iman.
|
Dapat
dipercaya, rasa hormat dan perhatian, tekun, tanggung jawab, berani,
ketulusan, integritas, peduli, dan jujur.
|
3
|
Membiasakan
perilaku terpuji.
|
1.6.Membiasakan perilaku jujur.
1.7.Membiasakan perilaku bertanggungjawab.
1.8.Membiasakan perilaku hidup bersih.
1.9.Membiasakan perilaku disiplin.
|
Dapat
dipercaya, rasa hormat dan perhatian, tekun, tanggung jawab, berani,
ketulusan, integritas, peduli, dan jujur.
|
4
|
Mengenal
tata cara bersuci (taharah)
|
1.10.
Menyebutkan pengertian bersuci.
1.11.
Mencontoh tata cara bersuci.
|
Dapat
dipercaya, rasa hormat dan perhatian, tekun, tanggung jawab, berani,
ketulusan, integritas, peduli, dan jujur.
|
5
|
Mengenal
rukun islam
|
1.12.
Menirukan ucapan rukun islam.
1.13.
Menghafal rukun islam.
|
Dapat
dipercaya, rasa hormat dan perhatian, tekun, tanggung jawab, berani,
ketulusan, integritas, peduli, dan jujur.
|
3.
Hubungan
kurikulum terhadap psikologi perkembangan anak.
Psikologi
perkembangan anak SD/MI pada umumnya adalah
Ø Masalah kesehatan dan gizi. Semakin bertambahnya tahun, para
anak memiliki kehidupan yang lebih baik dibandingkan pada anak zaman dahulu,
meskipun masih ada saja anak yang tidak terurus. Para orang tua pun rela untuk
melakukan apa saja asalkan kondisi anak tetap sehat dan gizi terpenuhi. Jika masalah
kesehatan dan gizi anak terpenuhi, maka dalam proses belajar akan mudah
diterima oleh anak.
Ø Keluarga. Jika keluarga selalu mendukung si anak dalam
belajar, maka anak pun akan semangat belajar meskipun terdapat kendala-kendala
ketika sedang belajar.
Ø Anak SD/MI cenderung suka untuk bermain, terutama kelas 1. Menurut Jean
Piaget, semakin bertambahnya usia seseorang maka semakin kompleks susunan sel
saraf dan meningkat pula kemampuannya
dalam aspek kognitif, termasuk juga dalam belajar bahasa. Kemudian, belajar
akan lebih berhasil jika disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta
didik. Menanggapi hal ini, maka guru harus memiliki kreatifitas dalam hal
mengajar supaya anak tidak merasa bosan untuk belajar, karena pada usia 7 tahun
anak masih suka bermain. Piaget melihat bahwa permainan adalah aktivitas yang
dibatasi oleh dan medium yang mendorong perkembangan kognitif anak. Bermain
memungkinkan anak mempraktikkan kompetensi dan keahlian mereka dengan cara yang
rileks dan menyenangkan. Piaget percaya bahwa struktur kognitif perlu dilatih
dan permainan adalah latar yang sempurna bagi latihan ini.[1]
Analisis
kurikulum :
Ø Melafalkan dan menghafalkan surah al fatihah. Dalam hal ini,
kurikulumnya sudah tepat, meskipun di TPQ sudah diajarkan, tetapi ini untuk
me-review kembali dan ini merupakan pendidikan wajib yang dicetuskan oleh
pemerintah. Surah Al-Fatihah merupakan induk dari semua isi Al-Quran dan
kurikulum tersebut diletakkan di SD/MI kelas 1 semester 1. Akan terasa lucu
jika surah yang dikenalkan pertama kali adalah An-Nas. Jadi, memang seharusnya
peserta didik dikenalkan, dibimbing
supaya cara membacanya benar dan harus menghafalkan surah al-fatihah.
Ø Mengenal rukun iman dengan cara menunjukkan ciptaan Allah melalui
ciptaan-Nya, menyebutkan enam rukun iman, menghafal rukun iman. Dalam hal ini,
kurikulumnya sudah tepat. Memang seharusnya, anak dikenalkan apa itu rukun iman
dan komponen-komponennya. Dengan begitu, anak akan berpikir dan bisa membedakan
mana ciptaan Allah dan mana ciptaan manusia, selain itu dengan menyebutkan
rukun iman maka anak akan beriman, dan takut jika berbuat dosa karena adanya
hari kiamat. Ini membawa dampak positif.
Ø Membiasakan perilaku terpuji dengan cara membiasakan
perilaku bertanggungjawab, membiasakan perilaku hidup bersih, membiasakan
perilaku disiplin. Dalam hal ini, kurikulumnya sudah tepat. Jika anak
dikenalkan dan dibiasakan berperilaku terpuji, Insya Allah akan menjadi
kebiasaan sampai tua.
Ø Mengenal tata cara bersuci (taharah) dengan cara menyebutkan
pengertian bersuci, mencontoh tata cara bersuci. Dalam hal ini,
kurikulumnya sudah tepat. Karena anak memang harus tahu bahwa ketika akan
sholat harus dalam keadaan suci.
Ø Mengenal rukun islam dengan cara menirukan ucapan rukun islam, dan
menghafal rukun islam. Dalam hal ini, kurikulumnya sudah tepat.
Dapat disimpulkan bahwa
-
Apabila psikologi perkembangan
peserta didik baik, maka hubungannya dengan kurikulum tidak ada masalah, karena
menurut Penulis bahwa kurikulum di atas sudah tepat, karena memang materi yang
didapat oleh anak SD/MI adalah materi-materi dasar.
4.
Metode belajar
yang sesuai dengan peserta didik SDIT.
Saya sebagai Penulis memilih
teori belajar kognitivisme untuk peserta didik SDIT. Berikut alasannya : banyak
para ahli dan pemikir pendidikan yang kurang puas terhadap ungkapan para
behavioris bahwa belajar sekedar hubungan antara stimulus (apa saja yang
diberikan guru kepada siswa) dan respon (reaksi atau tanggapan siswa terhadap
stimulus yang diberikan oleh guru). Jadi, dalam teori ini peserta didik adalah
pasif. Lalu bagaimana bisa berkembang jika sejak menempuh pendidikan awal
peserta didik hanya pasif. Maka dari itu, Penulis memilih teori kognitivistik.
Kognitif diartikan sebagai potensi
intelektual yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Jadi, teori
belajar kognitivistik lebih mementingkan proses belajar daripada hasil
belajar. Sehingga, apa yang diperoleh peserta didik masih tersimpan di dalam
memori meskipun waktu terus berjalan (tidak sia-sia).
Dalam teori kognitivisme ini tidak
semata-mata guru menyuruh peserta didik untuk berpikir sendiri, hanya saja
peserta didik diharapkan untuk aktif. Yang harus dilakukan oleh guru adalah
Bahasa dan cara berpikir
anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh sebab itu, guru dalam mengajar harus
menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berpikir anak.
Anak-anak akan belajar
lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu
anak supaya dapat berinteraksi dengan lingkungan.
Memberi peluang agar anak
belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
Di dalam kelas, anak-anak
hendaknya diberi peluang untuk salimg berbicara dan diskusi dengan
teman-temannya.
5.
Kekurangan-kekurangan
di dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam.
Menurut Penulis, terdapat kekurangan dalam
buku tersebut :
Ø
Di
dalam buku tidak dituliskan kota terbit, nama penerbit, dan tahun pembuatan.
Ø Suasana buku tersebut kurang menarik
perhatian peserta didik. Ditahap perkembangan kognitif menurut Jean Piaget
yaitu Tahap pra-operasional (2-7 tahun ) : Pada tahap ini, anak-anak mulai
merepresentasikan dunia dengan menggunakan kata-kata, bayangan, dan gambar,
keputusan yang diambil hanya berdasarkan intuisi, bukan atas dasar analisis
rasional (kesimpulan yang diambil merupakan kesimpulan dari sebagian kecil yang
diketahuinya, dari suatu keseluruhan yang besar...[2]
Seharusnya dalam buku tersebut terdapat
gambar berwarna dan dibuatkan peta konsep yang bagus sehingga anak tidak bosan
ketika belajar, karena pada dasarnya anak kelas 1 masih suka bermain.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Hubungan buku Ajar Pendidikan Agama
Islam terhadap Psikologi Perkembangan Kelas
1 Semester 1 Sekolah Dasar Islam Terpadu Tlogowungu Tahun 2017 sudah tepat dan
tidak menyimpang.
2.
Metode belajar yang sesuai dengan
peserta didik SDIT Tlogowungu adalah teori belajar kognitivisme. Kognitif
diartikan sebagai potensi intelektual yang melibatkan proses berpikir yang
sangat kompleks. Jadi, teori belajar kognitivistik lebih mementingkan proses
belajar daripada hasil belajar. Sehingga, apa yang diperoleh peserta didik
masih tersimpan di dalam memori meskipun waktu terus berjalan (tidak sia-sia).
3.
Kekurangan dalam buku ajar
Pendidikan Agama Islam adalah Suasana buku tersebut kurang menarik perhatian
peserta didik. Ditahap perkembangan kognitif menurut Jean Piaget yaitu Tahap
pra-operasional (2-7 tahun ) : Pada tahap ini, anak-anak mulai
merepresentasikan dunia dengan menggunakan kata-kata, bayangan, dan gambar,
keputusan yang diambil hanya berdasarkan intuisi, bukan atas dasar analisis
rasional. Seharusnya dalam buku tersebut terdapat gambar berwarna dan dibuatkan
peta konsep yang bagus sehingga anak tidak bosan ketika belajar, karena pada
dasarnya anak kelas 1 masih suka bermain.
DAFTAR PUSTAKA
JOHN W.
SANTROCK. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga.
Asri
Budiningsih. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : Rinika Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar